Monas di waktu malam |
Monas sebagai ikon Jakarta bagi sebagian orang semakin tidak memikat.
Mungkin pendapat saya subjektif, tapi fakta-fakta yang disampaikan pengelola Monas mampu menghipnotis Anda untuk lebih peduli.
Mungkin pernah mendengar kelakar seseorang yang mengatakan emas Monas sudah luntur. Ternyata benar! dari wawancara yang saya lakukan, pengelola mengatakan memang serpihan emas Monas semakin banyak yang berjatuhan.
Yang terparah, meski telah dipercantik dengan beraneka lampu, monas tetap tugu berdaki yang tak pernah dibersihkan. 10 tahun sudah badan Monas tak pernah lagi tersentuh air dan sabun.
Alasannya sederhana, pengelola masih putar otak buat mandiin Monas. layaknya manula, Monas tak lagi muda, kondisi yang lemah ini membuat Monas menjadi rentan terhadap zat-zat yang menempel di tubuhnya.
Keluhan pengelola tak melulu soal fisik monas tapi keadaan yang tak bersahabat di sekitaran Monas, Semakin tua tentunya Monas perlu sirkulasi udara dan ruang yang lebih luas.
Yang memprihatinkan justru Monas dijejali oleh banyaknya pedagang yang turut menyumbang berton-ton sampah ke Monas.
Ya, Monas juga bisa diumpamakan sebagai kupu-kupu malam. Cantik ketika malam, tapi ada penyakit kronis yang membuatnya kelam.
Melihat ini, apa Anda masih berpikir Monas bagunan yang tegar?
Comments
Post a Comment