Anda perlu tahu ini di Sulawesi Selatan 1

Berita-berita kerusuhan, teroris, dan tawuran antar mahasiswa  menjadi cap buruk yang terus menempel di warga Sulawesi Selatan, khususnya Makassar. Namun jika Anda mencoba bicara, berinteraksi dan berusaha lebih sensitif terhadap mereka, pastinya Anda akan menemukan satu hal unik dan khas.

Binar mata bocah kecil yang membekas di Toraja dan Bira

Kejadian pertama saat kami singgah dan menginap di salah satu rumah Toraja yang terkenal, Tongkonan. Dari awal datang, kehangatan langsung melingkupi kami (kelompok traveler Jakarta) satu senyum mereka amat berarti di tengah stigma negatif kami pada warga Makassar dan Sulawesi.

Di sana tinggal satu keluarga dengan beberapa anak-anak. Anak-anak merupakan satu subjek yang bisa kita pelajari dari cara pertama pemikiran mereka terhadap orang asing. Saat kami datang, beberapa anak berpakaian lusuh tersebut kelihatan tegang, canggung dan mungkin merasa aneh dengan tampilan baju kami yang terlampau mencolok plus kacamata hitam.

Dari kejauhan mereka tampak duduk berjajar, mematung melihat kami (lagi). Aku mulai mendekatinya, kemudian dengan antusias aku berseru "ayo kita foto sama-sama!" tak diduga mereka kegirangan. Buru-buru pasang gaya dan ekspresi lucu. Aku pun meminta tolong seorang kawan dan mulai menyempil di antara tubuh mungil mereka.

Tanpa jarak kami bedempetan, tampak akrab tanpa rekayasa. yang mengherankan pose "peace" juga akrab dengan mereka seketika aku menginstruksikan untuk menunjukan dua jari telunjuk dan tengah.

Selepas beberapa kali jepretan, aku lagi-lagi dibuat kaget saat mereka antusias dan seperti memaksa untuk melihat hasil jepretan dari kameraku. Sungguh.....(bagaimana ya rasanya saat itu). Saking senangnya untuk melihat foto masing-masing dua orang anak terguling jatuh ke bawah dengan kepala membentur tanah.

Aku langsung was-was bisa saja emosi mereka berubah cepat. meski mereka menunjukan kesakitan di kepalanya lagi-lagi keduanya tertawa riang seakan menertawakan tingkah laku mereka sendiri. Lucu... hasilnya foto mereka tampak hidup dan mata mereka seperti berbicara "kami senang difoto kak"

Tingkah laku anak Toraja ini juga sama dengan anak-anak yang bermain di pinggir pantai tanjung Bira. Saat berjalan-jalan di tanjung Bira, beberapa anak berkumpul bermain pasir. Mereka tampak asik dari pakaian mereka tampaknya mereka orang kota yang tengah berlibur. Kemudian dengan sapaan sedikit saja "dek, ayo kita foto". Clik... Jepretan itu memunculkan gigi-gigi mereka yang berjajar, tersenyum senang.

Jepretan diulang kembali, beberapa anak-anak di belakang berlari tak ingin ketinggalan foto. Lagi-lagi aku merasa beruntung mendapat senyum dana binar mata natural yang amat cantik dari mereka. Sungguh senang bukan kepalang.

Mereka yang usianya lebih besar 1-2 tahun dari anak Toraja, kemudian menutup jepretan terakhir dengan "terma kasih kak". Dalam hati ku bergumam "terima kasih sudah memberi gambar cantik untuk perjalananku kali ini".


'



Comments

  1. fotonya kurang GD jadi mbaknya kurang jelas kliatan heuheuheue

    ReplyDelete

Post a Comment