ANALISIS PRONOMINA KUASA DAN SOLIDARITAS DALAM PIDATO ANIS MATTA




Abstract
This research aims to describe power and solidarity of language use in politic statement President PKS, Anis Matta. It used specific linguistic way of analyzing Anis’s utterance published on video. The result shows that Anis Matta used solidarity pronouns more often than pronouns which reflect his power as president. These solidarity pronouns are chosen by Anis for motivate member of party dan reclaim their consolidation together.
Keywords : power, solidarity, Anis Matta, PKS
1
        Pendahuluan 

Permasalahan terus menerus mengguncang Partai Keadilan Sejahtera, terlebih sejak ditetapkannya Presiden PKS sebagai tersangka suap daging impor beberapa bulan lalu. Seperti bola salju yang kian membesar, masalah partai dakwah ini kian pelik ketika PKS juga dituding menerima aliran uang haram dari si makelar proyek, Fathanah. Hal tersebut diperparah dengan solidaritas dan konsolidasi PKS yang mulai melemah. Posisi PKS kini diujung tanduk, sudah pasti kepercayaan sebagai partai bersih luntur dan elektabilitas partai ini semakin suram. Apalagi sudah menjadi rahasia umum, kalau partai ini sudah pecah kongsi di dalam partai sejak partai ini berkoalisi dengan Demokrat dan masuk pemerintahan.
Langkah pertama yang dilakukan PKS untuk membedung dan menguatkan intern partai adalah menunjuk Anis Matta sebagai pengganti presiden sebelumnya, Lutfi Hasan Ishaq.  Anis Matta dipilih lantaran pengabdiannya sejak PKS berdiri 15 tahun lalu. Selain itu lelaki yang pandai berorator ini juga dinilai sebagai kaum tengah yang mampu menyatukan kembali dua kubu Sejahtera dan Keadilan di internal partai. Kepercayaan partai kepada Anis Matta kemudian ditunjukan Anis dalam pidato perdananya di hadapan petinggi dan kader partai.
Rupanya Anis sadar, sebagai Presiden baru, bukan saatnya lagi mempertontonkan dan mendominasi dengan kuasa. Tapi melalui strategi komunikasi, Anis menggunakan banyak aspek bahasa solidaritas yang sama sekali tidak mengurangi derajatnya sebagai presiden partai. Dalam penelitian ini akan dipaparkan aspek kebahasaan terutama pronomina sebagai petunjuk pertama yang dipakai Anis yang menunjukan kuasa sekaligus solidaritas. Sebab pronomina dibandingkan dengan aspek bahasa lainnya seperti kata kerja, menjadi salah satu acuan pertama yang digunakan para linguis seperti Hudson dan Johnstone untuk mengidentifikasi seberapa besar kuasa dan solidaritas antara satu orang dengan orang yang lainnya.  Termasuk  pronomina apa yang dipilih Anis dalam pidato politiknya. Anis diketahui menyebut berbagai kata ganti untuk setiap orang yang berbeda namun di satu sisi Anis juga menyebut kata ganti tertentu secara terus menerus yang berkaitan dengan konteks serta tujuan Presiden PKS ini. Terlebih pemilihan pronomina oleh Anis Matta amat menentukan tingkat solidaritas dan kuasa Anis terhadap para pendengarnya. Anis tentunya punya alasan tertentu untuk memilih pronomina yang dia ketahui secara sadar punya sebab dan akibat terhadap situasi dan permasalahan yang dialami PKS saat ini. 

2.      Metodologi Penelitian
Untuk menganalisis pidato politik Anis Matta metode yang digunakan adalah metode kualitatif.  Lebih jelasnya, peneliti mencoba membedah tuturan yang ada di dalam pidato Anis Matta. Baik dari segi pronomina dan konteks yang keduanya saling berkait dalam membangun unsur kuasa dan solidaritas terhadap lawan bicaranya. Sama halnya dengan penulis teks, Anis punya kuasa untuk mempengaruhi pendengar, dia juga hadir untuk memutuskan bagaimana dia menyampaikan pesan atau wacana kepada pendengar atau penonton. Sebaliknya pembaca dan penonton diberi pilihan untuk mengartikan pesan yang disampaikan pembicara atau penulis (Johnstone, 2002: 111).
Dalam hubungan sosial setiap individu bisa berganti peran dan kuasa untuk membentuk wacana. Lagi-lagi bergantung dimana, kapan dan kepada siapa dia berbicara. Perbedaan posisi, jabatan, umur, kondisi, situasi dan lainnya menyebabkan ada jarak antara si penutur dan penerima. Jarak atau posisi tertinggi bisa dicapai ketika dia mampu mengendalikan dan membuat wacana serta mempengaruhi pendengarnya. Dalam hal ini orang tersebut dikatakan sebagai orang yang punya kuasa.
 Namun power atau kuasa bersifat tidak tetap, kaku dan bisa dinegosiasikan (Johnstone, 2002: 113). Hal ini terjadi lantaran kuasa tidak bersifat dominan dan mensyaratkan pengikutnya ikut berkontribusi. Untuk bisa membentuk situasi seperti ini yang diperlukan adalah aspek solidaritas, dengan aspek ini, pengikut bisa leluasa berinteraksi tanpa tekanan untuk memperoleh tujuan si penguasa atau orang-orang yang berada di komunitas tersebut. Aspek solidaritas banyak ditemukan dalam berbagai interaksi sosial termasuk antara atasan dan bawahan atau tingkatan hierarki lainnya.
 Dibandingkan dengan solidaritas, kuasa lebih mudah diidentifikasi (Hudson, 1980: 122). Hudson dalam hal ini, memberikan contoh kata sapaan yang bisa menunjukan adanya kekuasaan dan solidaritas. Jika bawahan memanggil atasannya dengan nama Mr Brown maka kuasa masih berperan di dalamnya atau yang disebut dengan distant superior. Sebaliknya, jika bawahan tersebut dekat dengan atasan, kemudian memanggilnya dengan nama John (John Brown) maka aspek solidaritas bermain di dalamnya atau yang disebut dengan close superior.
Menurut Hudson berlakunya distant superior dan close superior ini juga bergantung dari kedekatan, pengetahuan serta norma yang berlaku di dalam masyarakat. Selain itu, Hudson juga menyertakan sejarah sebagai pembawa pengaruh bagi prototipe manusia (Hudson, 1980: 124).  Pergeseran sejarah dari sejarah otoriter ke demokrasi mereduksi aspek kuasa dalam tindak berbahasa. Sebagai contoh, anak-anak perancis memanggil ayahnya sebagai tu bukan lagu vous. Tu dan vous (you) merupakan panggilan untuk seseorang yang lebih tinggi posisinya. Namun tu bersifat close subordinate sedangkan vous bersifat distant superior. Semakin tinggi pembicara memposisikan dirinya maka semakin tinggi juga tembok yang dibuatnya pada pendengar. Ini dilakukan oleh si pembicara agar dia bisa melindungi privasinya Oleh karena itu perlu dilihat bagaimana si pembicara memposisikan dirinya dalam dunia sosialnya (Hudson, 1980; 127-128).
Sumber data dari youtube merupakan salah satu acuan untuk mengetahui situasi serta keadaan saat pidato politik Anis Mata berlangsung yang menyebabkan unsur-unsur solidaritas dan kuasa muncul. Kemudian juga peristiwa dan permasalahan dalam PKS atau konteks PKS saat itu menjadi unsur yang memperkuat bagaimana Anis menciptakan kuasa dan solidaritasnya pada pidato politik saat itu. Di partai ini, sebelumnya Anis Matta menduduki jabatan sebagai Sekjen selama 4 periode berturut-turut atau sejak partai ini berdiri. Bukan tanpa alasan para petinggi PKS menunjuk Anis, menurut politisi PKS, Refrizal, mereka ingin agar Anis tampil membawa elektabilitas partai naik, menyatukan partai serta menjadi harapan baru bagi PKS (Billiocta, 2013).
Rekaman yang diunggah oleh Media Islam ke youtube dan berdurasi selama 11 menit 53 detik, bisa dibilang merupakan upaya antisipasi dan wujud pembelaan Anis Matta terhadap gejolak yang terjadi di dalam partai. Apalagi video ini juga diunggah beberapa saat setelah Anis Matta diangkat menjadi Presiden PKS kemudian menyampaikan pidatonya pada publik di tanggal 1 Februari tahun 2013.
Meski permasalahan pidato Anis ada di dalam wacana politik yang amat luas, penelitian ini akan dipersempit dengan mengacu pada tindak tuturan. Tindak tuturan yaitu Pertuturan adalah seluruh komponen bahasa dan non bahasa yang meliputi perbuatan bahasa yang utuh, yang menyangkut peserta dalam percakapan, bentuk penyampaian amanat, topik dan konteks amanat itu (Kushartati, 2007 : 109). Kemudian dari tindak tuturan tersebut, pemakaian pronomina oleh Anis dijadikan fokus untuk melihat unsur kuasa dan solidaritas yang berhubungan dengan konteks ideologi dan permasalah di dalam partai. 
  
3.      Analisis
Bahasa Indonesia pada dasarnya bersifat lebih fleksibel dan terbuka dari bahasa lainnya. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh sifat dan keberagaman sosial dan budaya yang berkembang di masyarakat. Sehingga tak heran, tingkatan hierarki dan kesopanan dalam bahasa Indonesia lebih sederhana dibandingkan dengan bahasa Korea atau bahasa Jawa yang merupakan bahasa salah suku di Indonesia. Sebagai contoh, di dalam aspek gramatikal bahasa, tidak ada perubahan yang banyak dan signifikan ketika orang mengatakan kata “makan” ketika berbicara kepada orang yang punya kekuasaan. Lain halnya dengan korea yang punya dua kata untuk makan yaitu “deusida” dan “moekta”dua kata ini dipakai sesuai dengan kepada siapa si pembicara mengatakannya. Namun diketahui juga, Indonesia juga mengenal kata dan kalimat baku dan tidak baku sebagai salah satu indikator tingkat kuasa dan solidaritas. Seperti, contoh kalimat baku ‘saya sedang menulis’ dengan kalimat tidak baku ‘saya lagi nulis’. Tentunya kalimat tidak baku lebih sering digunakan dalam kalimat lisan bukan kaliat tulisan.
Untuk menentukan ada tidaknya kuasa biasanya para peneliti bahasa melihat dari unsur pronomina atau kata ganti seperti yang Johnstone dan Hudson lakukan. Merujuk dari teori keduanya maka hal pertama untuk menganalisis pidato Anis matta adalah melalui pemakaian pronomina yang digunakan Anis dalam tuturannya.

            3.1  Analisis Pronomina
Dalam pidato perdana Anis Matta, Presiden PKS ini menggunakan kata ganti pertama dengan “saya”, memakai kata ganti Lutfi Hasan Ishak, Presiden PKS sebelumnya, dengan sebutan “beliau” dan “dia”. Sedangkan untuk para pendengarnya yang dia tujukan ke kader-kader PKS dipanggil dengan “rekan-rekan”, “ihwan”, “saudara-saudara” dan “antum” .
Untuk menyampaikan pesan, instruksi dan argumennya, Anis menggunakan kata “kita” yang menitikberatkan pada kebersamaan dan solidaritas. Seperti pada kalimat-kalimat di bawah ini.
a.  “Ini bukan hari yang mudah untuk kita lalui. Tapi kita pasti bisa melaluinya, Insya Allah. Asal kita tahu tiga syarat, yang pertama memohon pertolongan Allah SWT.  Syarat yang kedua ikhwan sekalian adalah kebersamaan kita semua. Ukhuwah persaudaran dan soliditas itu yang harus kita jaga. "Dia-lah Allah yang menguatkanmu semua dengan orang-orang beriman".
b.  Kita bisa melalui ini bisa saling bergandengan tangan dan bersatu atas dasar cinta kepada Allah SWT.,”
            Tuturan yang ditampilkan Anis dengan memakai strategi penggunaan pronominal menunjukan sisi positif Anis Matta sebagai Presiden PKS baru saat itu. Dengan menggunakan pronomina “kita”, Anis ingin menunjukan adanya kebersamaan dan solidaritas meskipun sebenarnya Anis punya kekuasaan untuk memerintah sebagai Presiden PKS dengan menggantinya menjadi kata ganti “kalian” atau “Anda”. Apa yang dilakukan Anis ini dianggap salah satu strategi solidaritas pemimpin, bagi beberapa ahli linguistik seperti R. Brown dan A. Gilman dalam kenyataannya solidaritas memang lebih sering dilakukan oleh pemimpin daripada bawahan atau yang lebih tua daripada orang yang lebih muda (191 : 1960).  Seperti yang Johnstone sebelumnya, salah satu faktor yang membuat para pemegang kuasa menurunkan tingkat kuasanya sebab mereka menginginkan pendengarnya ikut berkontribusi bahkan mengikuti apa yang diinstruksikan si penguasa (Johnstone, 2002: 113). Bahkan serendah apapun Anis menempatkan dirinya dalam memakai pronominya publik akan tetap merasa simpatik karena cara dan bentuk seperti ini membuat publik berpikir bahwa Anis mampu merangkul semua kader yang berada di dalam partai.  
            Seperti yang kita tahu, bahwa kondisi PKS saat ini terpecah menjadi dua yaitu kubu sejahtera dan kubu keadilan.  Kubu sejahtera adalah kubu yang kader-kader duduk di  tampuk kursi pemerintahan sedangkan kubu keadilam terdiri dari para tetua partai yang berada di luar kekuasaan. Anis muncul mewakili dua kubu tersebut karena Anis merupakan orang lama partai yang ikut di dalam pemerintahan (sebelumnya Wakil Ketua DPR). ( Billiocta ; 2013). Oleh karena itu diciptakannnya hubungan solidaritas Anis dengan pendengarnya atau yang disebut dengan istilah distant close melalui kata ganti “kita” bukanlah hal yang tidak disenganja. Sebab apapun yang pronomina yang dipilih oleh si pembicara menunjukan hubungannya dengan pembicara (G. Brown, 1960: 277). Pemilihan pronomina ini bertujuan agar semua kader dan simpatisan baik dari kubu sejahtera dan keadilan ikut berperan dalam menguatkan intern partai serta secara bersama-sama berusaha menaikan elektabilitas partai yang merosot karena kasus korupsi. Intensitas Anis menyebutkan pronomina ini dalam pidatonya juga merupakan salah hal yang dilakukan Anis secara sengaja. Tentunya sebagai usaha persuasif dengan menonjolkan solidaritas untuk menggalang kesatuan partai.
            Selain menunjukan solidaritas, di sisi lain Anis juga menampilkan distant superior. Pertama dia menyebut dirinya kepada para pemimpin PKS dan Ketua Dewan Syuro dengan “saya”. Begitu juga saat dia menyebut Presiden PKS sebelumnya yaitu Lutfi Hasan Ishak dengan kata ganti “beliau” dan “dia”.
a.                   Para pimpinan PKS khususnya yang saya hormati dan saya cintai,  Hilmi Aminudin sebagai Ketua  Majelis Syuro
b.                   Saya juga ingin mengucapkan penghargaan sedalam-dalamnya terhadap Lutfi Hasan Ishak. kalau dia menonton acara ini saya ingin mengatakan saya mencintainya dan seluruh kader PKS mencintai beliau. Kita percaya pada integritas beliau.
Anis juga cenderung tidak konsisten dalam menyebut para pendengarnya yang dia tujukan kepada kader-kader PKS. Terkadang dia memanggil dengan sebutan “antum” ; “rekan-rekan sekalian” ; “ihwan sekalian”  ; “saudara-saudaraku semuanya,”. Penyebutan kata ganti ini oleh anak memang sebagian besar merujuk pada rasa solidaritas bukan menonjolkan kuasa yang dimiliki Anis.
a.       Kepada antum semuanya, hari ini berlaku ayat Allah
b.      Rekan-rekan sekalian, ini adalah tugas besar yang harus saya emban bersama pengurus PKS      
c.       Tetapi ikhwan sekalian sperti yang kita katakan tadi , kalau kita ingin melakukan perubahan hakiki kita musti berubah dari diri sendiri.
d.      Tidak ada lagi waktu tidur saudara-saudara sekalian

Untuk diketahui “antum” adalah kata ganti persona kedua jamak netral yang berarti kalian. Sedangkan “ikhwan”  adalah kata ganti persona kedua dan bentuk jamak dari akhi (saudara laki-laki) (Attaya : 2009).
Selain sebutan tersebut, Anis juga beberapa kali menyebut pendengarnya dengan “kader-kader PKS” kepada para pendengarnya. Kader dalam KBBI berarti orang yang diharapkan untuk memegang peranan penting di partai. Dengan kata lain kader merupakan kata lain dari bawahan. Dalam menyebutkan ini, Anis menggunakan juga kuasanya sebagai atasan dari para kader PKS.  Meskipun dalam pidato tersebut hadir pula para pimpinan tertinggi lainnya seperti Ketua Majelis Syuro, Hilmi Aminudin.
a.       Saya ingin mengatakan saya mencintainya dan seluruh kader PKS  mencintai beliau
b.      Saya ingin mengatakan kepada antum semuanya dan kepada kader PKS yang menonton acara ini.
3.1.1 Ideologi dalam pronomina
Semantik solidaritas berkembang sejalan dengan mobilitas sosial dan persamaan ideologi (G. Brown, 1960: 193). Seperti contoh yang diberikan Hudson dalam perubahan pronomina yang digunakan oleh myoritas masyarakat perancis, yaitu berubahnya vous (kamu) menjadi tu. Arus demokrasi dan perubahan masyarakat pasca gerakan revolusi Perancis membuat hubungan yang tadinya bersifat distant superior menjadi close superior dengan pemakaian kata ganti tu (Hudson, 1980; 124).
Hal yang serupa juga terjadi dalam pronomina-pronomina yang dipilih oleh Anis Matta , yaitu
a.       Syarat yang kedua, ihwan sekalian, adalah kebersamaan kita semua. ukhuwan persaudaraan dna soliditas itu yang harus kita jaga.
b.      Yang ketiga adalah kerja keras hari ini saya ingin mengatakan kepada antum semuanya dan kepada kader pks yang menonton acara ini. Saudara-saudaraku semuanya, kepada antum semuanya, hari ini berlaku ayat Allah.
Sebutan “ihwan” dan “antum” menjadi pertanda ideologi PKS sebagai partai Islam. Namun berbeda dari saat partai ini dibangun, PKS sekarang dinilai pengamat politik, Asep Saefulah, PKS telah bertranformasi menjadi partai yang cenderung lebih moderat sehingga pergeseran ideologi dan bermunculannya faksi-faksi terjadi (Endang, 2013). Sebagai orang tengah, Anis cukup bijaksana memilih kata ganti untuk kader dan para pemimpinnya. Anis menggunakan kata ganti “ihwan” untuk seluruh kader laki-laki PKS yang beragama Islam, baik kader yang berada di dalam posisi di bawah atau di atas Presiden PKS ini. Sebutan “ihwan” ini sebenarnya digunakan antar laki-laki yang sama posisinya. Penggunaan kata “ihwan” tersebut tentunya mencerminkan solidaritas atau ukhuwah Islam di dalam PKS.  Selain itu, beberapa ungkapan arab juga semakin menujukan identitas partai Islam tersebut.
 Tetapi Anis juga menggunakan power-nya dan ideologi patrialis Islam dalam memakai kata ganti “ihwan”. Meski di satu pihak dinilai sebagai penyamarataan karena sebutan itu perlambang persamaan dan ukhuwah antara lelakui namun bisa juga dianggap diskriminasi karena “ihwan” hanya menunjukan pesan yang disampaikan hanya untuk kader PKS lelaki bukan kader perempuan. Sebab ihwan adalah kata ganti kedua laki-laki yang berarti teman atau saudara (KBBI).  
Hal ini juga mengukuhkan bahwa Anis memang merupakan orang yang telah lama berada di partai yang semula amat menjaga idealismenya sebagai partai islam yang hampir tidak pernah membolehkan adanya kader wanita untuk terjun langsung berpartisipasi untuk partai. Namun setelah keputusan KPU untuk keikutsertaan 30% perempuan dalam partai serta semakin banyaknya kaum nasionalis masuk ke dalam partai PKS pada akhirnya memang bergeser menjadi partai yang sedikit nasionalis tanpa mau melepaskan predikat sebagai partai dakwah.
3.2 Efek Pronomina yang Anis gunakan terhadap pendengarnya
            Dengan pemilihan kata, ekspresi dan suasana di DPP PKS membuat pidato perdana Anis menjadi amat emosional. Bahkan jika dicermati dalam video youtube ini suara Anis sempat beberapa kali bergetar. Hadirin yang mendengarkanpun terkesima. Diantara mereka satu dua orang tampak terharu dan menangis. Di sini Anis berhasil menyampaikan pesan kepada pendengarnya, sebab memang wacana terjadi bukan hanya terkait soal pesan dari si penutur ke penerima. Melainkan bisa saja terjadi spesifik ilokusi yang berhubungan dengan pesan tersebut, bahkan menciptakan konteks baru (Renkema, 2004 : 41&45). Konteks-konteks ini bisa terbentuk lewat tiga hal, seperti yang Halliday dan Hassan samapaikan dalam buku Renkema, tiga hal tersebut adalah field, tenor dan mode. Di pidato ini unsur tenor terlihat lebih dominan dan punya peran yang besar dibanding lainnya. Aspek tenor yang menitikberatkan pada peran dan status partisipan ini mengedepankan Anis sebagai pemain utama. Namun reaksi dari pendengar juga perlu diperhatikan, beberapa kali terdengar pekikan takbir di sela-sela pidato tersebut. Hal ini menandai bahwa pendengar mendukung apa yang dikatakan Anis Matta. Bahkan tak jarang mereka pun terpengaruh secara emosional. Contoh persetujuan itu antara lain,
a.       Saya juga ingin mengucapkan penghargaan sedalam-dalamnya kepada Lutfi Hasan Ishak (Allahuakbar). Kalau dia menonton acara ini saya ingin mengatakan saya mencintainya (Allahuakbar) dan seluruh pimpinan, seluruh pengurus, dan seluruh kader PKS mencintai beliau (Allahuakbar).
b.      Tidak ada lagi waktu tidur Saudara-saudara sekalian. Kita mulai hari ini sebagai momentum kebangkitan kita semuanya (Allahuakbar).
            Konteks konsolidasi dan pembenahan menjadi salah satu wacana yang diinginkan Anis. Melalui kuasanya di atas mimbar Anis menginstruksikan agar seluruh elemen partai bersatu dan bekerja keras membangun partai kembali partai. Itu juga menjadi salah satu faktor seringnya Anis menggunakan sebutan “kita” dibandingkan “saya”. Seperti pada kalimat berikut
a.       Kita bisa melalui ini kalau kita bisa saling bergandengan tangan, kalau kita saling bersatu , kalau kita menyatukan diri kita semuanya atas nama cinta kepada Allah swt dan cinta kepada negeri kita, Indonesia.
b.      Ihwan sekalian setelah kita selesai membenahi diri sendiri, membenahi diri kita semuanya, hati, pikiran dan perilaku dan membenahi seluruh sistem kita ini, kita Insya Allah melakukan pembenahan lebih jauh lagi pada negara.
Meski sampai saat ini belum terlihat benar efek dari pidato politik tersebut. Namun dari pengamatan yang dilakukan, agenda merapatkan barisan ini tengah gencar dilakukan PKS baik di sosial media dan spanduk-spanduk yang berjejer di jalanan.


4.      Kesimpulan
            Dalam pengungkapan bahasa itu ada tindakan atau maksud yang menyertai ujaran tersebut atau yang dimaksud dengan pertuturan ilokusioner (Kushartanti, 2003 : 109)> Begitu juga dengan tuturan dalam wacana ekspresif Anis Matta yang mengedepankan unsur direktif dan asertif secara bersamaan . Meski Anis punya wewenang dan kuasa sebagai presiden PKS dalam melakukan unsur direktif atau unsur-unsur yang bertujuan untuk meminta tanggapan dari mitra tutur, pada kenyataanya Anis melakukan strategi lokusioner yang tidak biasa. Unsur-unsur direktif yang ditujukan kepada kader PKS dikemas Anis dalam satu pidato politik solidaritas.
            Hal itu terbukti dari sejumlah pronomina yang Anis ucapkan, Anis lebih banyak memakai pronomina “kita” bukan “saya” atau “kalian”. Meski beberapa kalimat jika ditelusuri itu bertujuan menyuruh dan memerintahkan namun dengan sebutan “kita” membuat kalimat tersebut menjadi samar. Bahkan kalimat suruhan tersebut justru mendapat reaksi positif dan dukungan seperti.
“Ikhwan sekalian, saya ingin mengumumkan juga agenda pertama kita melakukan pertaubatan nasional bagi seluruh pengurus dan kader-kader PKS. (Allahuakbar). Kita mulai dari Istigfar dan kita akan memulai dari taubat.”
            Selain itu beberapa pronomina juga mencerminkan ideologi PKS. Contohnya, penyebutan “antum” dan “ikhwan” yang ditujukan kepada pendengarnya. Walaupun ideologi yang bernafaskan Islam karena memakai sebutan dalam bahasa Arab ini juga dinilai sebagai tindakan diskriminasi terhadap wanita. Namun tetap saja ideologi tersebut tidak membuat kuasa berlebihan diantara posisi Anis sebagai Presiden PKS dengan kader dan pengurus partai. Anis juga menyebut pendengarnya dengan “kader PKS” yang tentunya merujuk pada posisi si pendengar, namun penggunaan ini tidak banyak terjadi.
            Penelitian ini menyimpulkan bahwa satuan terkecil seperti pronomina bisa mencerminkan solidaritas dan kuasa si pendengar dengan si pembicara. Selain itu juga penggunaan pronomina amat berkaitan dengan ideologi yang menjadi dasar mengapa pronomina itu terbentuk.  Dalam pidato Anis Matta,  Presiden PKS tersebut memposisikan dirinya sebagai orang yang sama dengan para kadernya. Pemilihan dan tindakan tuturan Anis juga dilatarbelakangi oleh kondisi PKS yang terpecah, Oleh sebab itu tidak ada pilihan lain selain Anis mensejajarkan kedudukannya dengan kader agar kader bersatu menyelesaikan permasalahan di dalam partai.

5.      Daftar Acuan
Attayaya. (2009). Attaya belajar : Antum,akhi, ukhti, ikhwan, akhwat.    
Juni , 2013.
Brown dan Gilman. 1960. The Pronouns of Power and Solidarity, hlm 76-253.
Diakses Juni 2013  
Dewan Pengurus Pusat Partai Keadilan Sejahtera.  (2013).Tentang PKS : Visi dan Misi.
Hudson. (1980).  Sociolinguistic. London : Cambridge University Press
Islam Media. (2013). Pidato Lengkap Perdana Presiden PKS Anis Matta.
Johnstone, Barbara. (2002). Discourse Analysis. Massachusetts: Blackwell Publisher
Kushartanti, Untung Yuwono dan Multamia RMT Lauder. (2007). Pesona Bahasa :
Langkah   Awal Memahami Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Lensa Indonesia. (2013) PKS Bukan Partai Muslim Lagi ? Pengamat : Ini karena tuntutan
Merdeka.com. (2013). PKS : Anis Matta manusia ajaib yang kita punya
Renkema, Jan. (2004). Introduction to Discourse Studies. Amsterdam: John Benjamins  
Publishing Company
6.      Lampiran
Assalamualaikum wr wb,.
Para pimpinan PKS khususnya yang saya hormati dan saya cintai, Hilmi Aminudin, sebagai Ketua Majelis Syuro dan saudara-saudaraku semuanya.
Saya pertama kali ingin mengucapkan penghargaan sedalam-dalamnya kepada Ketua Majelis Syuro yang telah mengambil keputusan yang sangat kilat dan cepat untuk merespon usulan dan permohonan pengunduran diri dari Presiden kita semuanya yaitu Lutfi Hasan Ishak. Saya juga ingin mengucapkan penghargaan sedalam-dalamnya kepada Lutfi Hasan Ishak (Allahuakbar). Kalau dia menonton acara ini saya ingin mengatakan saya mencintainya (Allahuakbar) dan seluruh pimpinan, seluruh pengurus, dan seluruh kader PKS mencintai beliau (Allahuakbar).
Kita percaya pada integritas beliau, kita sepenuhnya fitoh tapi yang dihadapi PKS hari ini adalah sebuah konspirasi besar yang bertujuan ingin menghancurkan partai dan menurut saya peristiwa besar ini Insya Allah akan menjadi hentakan sejarah yang membangunkan macan tidur PKS (Allahuakbar). Saya yakin Allah SWT mengirimkan sebuah isyarat besar kepada kita semuanya, bahwa ini adalah momentum pembenahan diri sekaligus merupakan momentum kebangkitan PKS (Allahuakbar).
Rekan-rekan sekalian, tentu saja ini adalah tugas besar yang harus saya emban bersama pengurus PKS.  Saya tahu ini bukan hari-hari yang mudah, yang akan kita lalui tapi kita pasti bisa melaluinya, insya Allah (Allahuakbar) (turunkan SBY) . Kita pasti bisa melalui hari-hari yang sulit ini, asalkan kita mengetahui syarat utama untuk melaluinya dan syarat utama melalui ini ada tiga.
Syarat yang pertama memohon pertolongan Allah subhanwataala. (Allahuakbar) Allahumayakanakbuduwa kanastain 7x (Amin). Syarat yang kedua ihwan sekalian adalah kebersamaan kita semuanya, ukhuwan persaudaraan dan  soliditas itu yang harus kita jaga karena Allah swt mengatakan "Dialah Allah yang menguatkanmu dengan pertolongannya dan dengan orang-orang beriman".
Kita bisa melalui ini kalau kita bisa saling bergandengan tangan, kalau kita saling bersatu , kalau kita menyatukan diri kita semuanya semuanya atas nama cinta kepada Allah swt dan cinta kepada negeri kita, Indonesia (Allahuakbar). Syarat ketiga, ikhwan sekalian, saudara-saudaraku sekalian, syarat ketiga adalah kerja keras hari ini saya ingin mengatakan kepada Antum semuanya, kepada Saudara semuanya dan kepada seluruh kader PKS yang menonton acara ini. Saya ingin mengatakan ini kepada Antum semuanya hari ini berlaku ayat Allah SWT.
Saudara-saudaraku semuanya, kepada Antum semuanya, hari ini berlaku ayat Allah (Allahukbar).
"lambung mereka tidak bersahabat dengan tempat tidur”. Tidak ada lagi waktu tidur Saudara-saudara sekalian. Kita mulai hari ini sebagai momentum kebangkitan kita semuanya (Allahuakbar). Ikhwan sekalian, misi utama kita dalam periode kebangkitan ini adalah  mengubah cobaan dan musibah ini menjadi rahmat dan karunia (Allahuakbar) dan Insya Allah  kita pasti bisa melaluinya, kita pasti bisa melakukannya. karena  pada permulaaan mendirikan parai ini kita tahu jumlah kita sedikit, tenaga kita sedikit, orang-orang kita sedikit, tetapi melalui kerja keras Alhamdulillah Allah SWT  memberikan kesempatan untuk partai ini tumbuh dan terus menerus berkembang dan itu sebabnya saya percaya.
Insya Allah dengan kebersaman kita, tidak ada kekuataan di negeri dan di dunia ini yang bisa menghancurkan gerakan ini (Allahuakbar). tidak akan ada Insya Allah. Ihwan sekalian, saya tidak ingin Antum semua disini memahmai bahwa kita ingin melawan gerakan pemberantasan korupsi, sama sekali tidak! Itu agenda kita semua agenda Islam dan juga agenda nasional tapi yang akan kita lawan adalah pengguaan otoritas dalam proses pemberantasan korupsi yang bersifat tirani. Itu yang akan kita lawan. 
Pemberantasan korupsi adalah agenda kita bersama tapi ulama Fiqih kita mengatakan “hak dan cara penggunaan hak adalah dua hal hal yang berbeda" . Cara penggunaan hak itu berhubungan dengan hati maka Rasulullah bersabda mintalah fatwa ke dalam hatimu karena motif itu yang menentukan cara kita mengguanakan hak, dan motif tirani inilah yang akan kita lawan. Insya Allah. (Allahuakbar) Motif tirani dalam cara menggunakan hak inilah yang akan kita lawan tetapi Ikhwan sekalian seperti yang saya katakan tadi  kalau kita ingin melakukan perubahan hakiki kita musti memulai dari diri sendiri. Kita pasti sebagai manusia biasa pasti banyak melakukan banyak kesalahan saya terutama kami dan saya pribadi dan termasuk pimpinan PKS pasti melakukan kesalahan, dan karena itu Ikhwan sekalian, saya ingin mengumumkan juga agenda pertama kita melakukan pertaubatan nasional bagi seluruh pengurus dan kader-kader PKS. (Allahuakbar).
Kita mulai dari Istigfar dan kita akan memulai dari taubat. Sebagaimana ucapan yang kita ucapkan ketika selesai solat. Apa yang kita ucapkan selesai melakukan solat? Astagfirullah.  Kita tentu sudah beramal tapi pasti banyak kekurangan sepanjang amal-amal itu dan Istigfar ini bukan hanya menghapus dosa-dosa tapi juga menyempurnakan kerja-kerja kita ke depan .
Ihwan sekalian, setelah kita selesai membenahi diri sendiri, membenahi diri kita semuanya, hati, pikiran dan perilaku dan membenahi seluruh sistem kita ini, kita Insya Allah melakukan pembenahan lebih jauh lagi pada negara. Oleh karena itu, Ihwan sekalian,  kita bisa melakukan perbaikan pada negara itu kalau kita memulainya dengan cara yang benar dari sini kita akan memulainya. Kemarin kita menyaksikan Saudara kita presiden kita, Lutfi Hasan Ishak dikeluarkan dari ruangan ini, dibawa dan dari ruangan ini kita akan memulai kerja besar baru untuk  membenahi diri kita dan sekaligus membenahi negara kita.
Saya yakin Insya Allah kita bisa, kita bisa kita bisa. (Allahuakbar) . Mudah-mudahan dengan kekuataan kita miliki kita akan melampaui hari-hari yang sulit ini dan kita pastinya akan berdoa agar Allah meletakkan berkah di balik coban ini, dan sekali lagi Insya Allah kita mulai melakukan langkah pertama nanti, kita akan merancang acara untuk melakukan pertobatan nasional bagi seluruh pimpinan dan juga kader PKS. Selanjutnya karena saya sadar, bahwa saya akan melakukan tugas yang akan besar, saya tidak ingin dalam proses pelaksanaan tugas terganggu dengan hal-hal lain yang membuat tugas ini tidak tercapai. Saya ingin mengumumkan pengunduran diri dari wakil ketua DPRRI (Allahuakbar) dan mengundurkan diri dari keanggotaaan di DPR RI (Allahuakbar). Saya sudah memulai dan bersama dengan Antum semua kita berjalan bersama-sama membawa kafilah perubahan yanag hakiki bersama. 

Anis Matta

Comments