Antropologi Budaya


Strauss berpendapat pelaku budaya tidak hanya untuk menunjukkan nilai sosial tetapi juga mereka berperan menjaga dan menciptakan variasi dan perubahan budaya yang bergantung dari tekanan untuk membagi dan memproduksi budaya tersebut. Pemahaman budaya atau skema budaya tidak akan ada artinya tanpa peranan manusia. Sebab skema pada dasarnya merupakan hubungan antara pemikiran manusia dan perilaku yang di antaranya terdapat prototipe, prototipe ini didapat dari pengalaman hidup manusia yang tersimpan di dalam memori. Menurut Strauss hubungan atau connectionism  membentuk skema budaya. Connectionism ini bekerja secara heuristik sebagai jalan untuk memproses, membentuk dan menyebarkan ke lingkup-lingkup yang berbeda. Cara connectionism ini bekerja, sama dengan proses neuron yang berhubungan di dalam otak hingga menghasilkan perilaku. 
Claude Levi Strauss - Antropolog Prancis

Pengalaman kita saat merasakan dan bersentuhan kembali dengan hal tertentu seperti bau, suara dan lain-lain membuat skema yang telah ada tentang hal tersebut semakin menguat. Sebab dalam model connectionism ini semua pengalaman ditangkap dengan sensor kemudian dihubungkan dengan pengalaman sebelumnya. Proses ini terus berlanjut sampai ada reaksi atau perilaku yang lebih kuat pengaruhnya yang akan menghasilkan feature yang berbeda dibandingkan dengan sebelumnya. Selain itu, emosi juga berperan dalam mendorong manusia menghasilkan perilaku tertentu. Emosi ini yang membentuk karakater manusia sehingga menjadi berbudaya dan punya nilai historik. 

Ada empat kecenderungan sentripental manusia dalam memahami budaya. Pertama, tahan lama. Pola kognisi yang kuat tidak digantikan dan menjadi self reinforcing. Sebab manusia cenderung untuk mengasimilasi pengalaman baru ke skema budaya yang mereka punya, dibandingkan dengan membentuk pola kognisi baru. Kedua, stabil. Ketahanan di dalam kognisi dan pemahaman budaya juga stabil dan menurun ke generasi selanjutnya. Generasi baru belajar atau memodifikasi skema yang sudah ada dari dunia luar mereka, misalnya dari adaptasi skema budaya yang dimiliki keluarga mereka.



 Keluarga adalah tempat dimulainya proses skema dan konektivitas

Ketiga tematik. Skema budaya bukan suatu pola kaku tetapi terdiri dari jalinan fleksibel karena pengalaman lama mampu berkombinasi dan berasimilasi dengan pengalaman sebelumnya. Pemahaman budaya dari pengalaman ini kemudian menyebar hingga akhirnya mengeneralisasi pengalaman, deskripsi dan karakter nasional di dalam kelompoknya. Keempat, shared. Hubungan antara personal dengan masyarakat membuat skema tersebar luas. Semakin seringnya pola dan skema menyebar maka proses connectionism semakin menguat. Sebaliknya, jika hubungan lemah maka pemrosesan kognisi d dalam kelompok tersebut lemah. Jika yang terjadi seperti ini, maka diperlukan interaksi yang lebih intens di dalam masyarakat agar pola dan skema budaya menguat dan masyarakat tersebut bisa menghasilkan karakter khusus yang bisa menjadi identitas kelompok tersebut.







Comments