Ke Bali Aku akan Kembali Part 2



Keesokan harinya, kita langsung melahap habis roti bakar dari hotel untuk kembali menyelusuri pulau Dewata. Pas udah di depan gang, ternyata si Bli belum kelihatan. Alhasil kita mampir dulu ke pantai Kuta. Pagi-pagi terasa lebih lengang, karena biasanya malam-malam si bule pada party-party. Anehnya, di pantai ini banyak lalu lalang mesin berat macem kontraktor gitu. Hahaha aneh, bikin foto gak oke gara-gara ada bekas lintasan traktor. Buat ngeruk atau bersihin pasir kali yak. 

Suansana Pantai Kuta Pagi Hari

   Taman Ayun Mengwi

Tanpa membuang waktu kita mengunjungi objek wisata terdekat yaitu, taman Ayun atau pura Ayun. Di sini sebenarnya pura karena masih banyak orang sembahyang tapi gw curiga jangan-jangan rata-rata pura di sini dijadiin sebagai objek wisata.  Destinasi Taman Ayun menurut gw ga terlalu berkesan, mungkin akan beda ketika bule yang datang ke sini. Memang seperti bangunan Bali pada umumnya arsiteksturnya terlihat unik dan indah, tapi arsitektur macam ini bukan barang baru bagi gw yang memang di Jakarta juga banyak arsitektur jenis begini. Tapi lumayan deh buat stater karena dalam pura lumayan adem hehehe. 

Pura Ayun

  


    Danau Ulu Beratan


Hampir semua orang yang ke Bali pasti pasang foto yang di danau ini. Emang pemandangan di danau ini ciamik banget, apalagi kita datang pas rada-rada mendung-mendung gitu. Sejuknya mata memandang hamparan pura di tepi danau, di sampingnya perahu berjejer warna warni dengan angin sepoi-sepoi. Sungguh amboi alam Indonesia. 

Suasana juga terlihat tenang meski ramai dengan turis namun tidak ada hiruk pikuk yang berarti seolah hanya dengan kesyahduan danau ini. Tak lupa kita memotret hampir semua bangunan di Ulu Beratan. Hingga ketika hampir semua panorama sudah habis terekam, kami memutuskan ke tempat lain, lebih ke dalam dan jauh dari keramaian turis dan kita menemukan sepotong surga lagi. Tips bagi kalian yang ke sini jangan ragu menyelinap ke tempat-tempat di sekitar destinasi siapa tahu nemu spot bagus kayak spot yang kita temuin. Hasilnya saking mau foto selfi dari jarak jauh, temanku Intan setting kamera sedemikian rupa. Pas timer-nya mulai dia lari-larian, hahaha niat banget yak

Danau Beratan
.  

   Danau Buyan 


Sepanjang danau Beratan suasana makin sejuk dengan mendung yang menggelayut. Beuh kalau sama pasangan dijamin udah peluk-pelukan deh hahahha...... Tapi perjalanan selanjutnya Bli Emon ngasih rekomendasi yang keren banget, yaitu danau Buyan yang dinikmati dari ketinggian, alias kita melipir ke pinggir jalan. Sepanjang jalan banyak monyet liar yang menyambut kami dengan ramah kalau kita lempar pisang sudah pasti mereka berkerumun. Untuk bener-bener bisa menikmati suasana, Bli Emon buka kaca mobil sembari mengeluarkan tangannya menampar angin, beuh macam di film. Latah, gw pun ikutan. Ternyata memang terasa menjalin keromantisan dengan alam. Ugh pantesan banyak yang bulan madu ke Bali.

Setelah tiba tempat spot foto, ternyata banyak yang jual kopi pinggir jalan sampai jasa foto bareng uler, buat apa coba wkkwkwkw. Si Bli ini kerja dengan totalitas yang tak terbayarkan dia siap jadi fotografer profesional yang keren ambil angle. Seperti nyuruh kita naik ke atas puncak pohon cuma buat difoto. Ya Ampun mana gw pake dress wkwkw. Tapi oke fotonya. 

Pemandangan Danau Buyan
      Sawah Ubud

Setelah puas jeprat-jepret kita menyusuri hijaunya persawahan di Ubud. Sayang kita datang di saat sawah belum lebat dan menghijau alias abis dipanen jadi gak cakep2 bgt kayak di tipi-tipi hehehe...., Tapi lumayan lah buat menghabiskan kuota oksigen di sini. Puas-puasin deh ngambil O2 yang susah di dapat di Jakarta. Ada beberapa spot persawahan yang kita dikenai biaya. Tapi bukan Bli namanya kalau kaga jago nego dan hasilnya gratis masuk ke persawahan ini. Makanya guys pake deh jasa sopir atau guide orang asli Bali ya. 

Ubud
  Tanah Lot

Sebagai penutup trip hari ini Tanah Lot paling tepat karena kita emang mau menikmati golden sunset yang disebut juaranya di Tanah Lot. Belum juga waktu senja tapi kawasan ini sudah ramai manusia. Air semakin pasang jadi gerak pun tidak bisa leluasa. Semua orang sudah punya tempat masing-masing untuk menikmati matahari. Kita pun berkeliling mencari tempat yang tepat karena kita enggak mau penggalan surga ini ga khusyuk dinikmati. 

Hasilnya kita bener-bener menerobos restoran pinggir pantai untuk masuk ke spot tanah lapang yang jarang orang. Yap, langit sudah semakin menguning dan jreng! Ini keindahan yang enggak pernah tergantikan. Tapi kalau dilihat-lihat karena mendung sunset gak terlalu ciamik, gak sedaramatis di Kiluan tapi gapapa. Kita pun bingung karena kita mau foto beramai-ramai di tempat ini, meski dua orang hilang tertelan manusia dan entah kemana, termasuk di Bli. So ada bule yang sedemikian peka sampai menawarkan diri memotret wajah kumel kami yang disandingkan dengan paras mentari. Thanks man!



Sunset di Tanah Lot






Comments