Kebudayaan
Indus merupakan salah satu dari empat tempat kelahiran peradaban dunia. Pada
tahun 2500 sebelum masehi sampai kira-kira selama 1000 tahun di daerah sekitar sungai Indus berkembang kebudayaan
perunggu. Indus memiliki arti “sungai” yang berasal dari bahasa India.
Kira-kira
pada tahun 2500 sebelum masehi di
sekitar sungai Indus lahir kota-kota seperti Mohenjodaro dan Harappa dan
berkembanglah peradaban Indus.
Tanah
suci dan kota utama peradaban Indus antara lain, Mehrgarh, Harappa, Mohenjodaro,
Lothal. Pada tahun 1921, arkeolog dari Inggris, John Marshall melakukan
penggalian reruntuhan bekas kota Harappa yang sekarang ini merupakan daerah
Pakistan timur. Dari sini peradaban Indus diketahui dunia secara luas. Satu
tahun setelah itu pula di pinggiran sungai Indus, sebelah tenggara kota
Harappa, dilakukan penggalian kota kuno Mohenjodaro yang memiliki luas sekitar
5 km2.
Peradaban
Indus dan peradaban Mesir ataupun Mesopotamia berbeda namun terdapat beberapa
kesamaan sosial masyarakat. Tidak
terlihat adanya kuil megah, pemakaman ataupun istana yang mewah, begitu juga
dengan fasilitas dan senjata yang digunakan dalam peninggalan masyarakat
peradaban sungai Indus. Berdasarkan hal itu masyarakat Indus dikendalikan oleh
kekuasaan kelas atas namun tidak ada
tanda-tanda adanya kaum bawah seperti budak. Dengan demikian diperkirakan
masyarakat lembah sungai Indus merupakan masyarakat egaliter.
Ilustrasi Peradaban Indus |
Mohenjodaro
memiliki arti “makam orang mati”. Tempat ini dilengkapi dengan rumah dan jalan,
dan memiliki pipa saluran, lumbung padi, pasar, tempat ibadah yang teratur. Selain
itu di sini memiliki fasilitas pemandian umum yang besar. Bangunan di kota-kota
berbentuk persegi semua. Dindingnya terbuat dari lumpur yang dibakar maka dari itu dibandingkan peradaban yang lain bangunan di sini lebih kokoh. Di
Mohenjodaro terdapat beberapa pemandian umum. Pemandian yang paling besar
memiliki lebar 55 m dan panjang 33 m. kebanyakan di masing-masing rumah memiliki
fasilitas kamar mandi, namun pemandian umum ini dipakai untuk membersihkan diri
sebelum diadakan pertemuan keagamaan. Air bekas pemandian dibuang ke sungai
melalui selokan.
Gading adalah barang ekspor utama ke
Mesopotamia, tidak hanya Mesopotamia, orang-orang Indus pun bertransaksi dengan Cina. Transaksi
dengan negara sekitar peradaban Indus
meningkat dan barang utama untuk ekspor adalah mutiara dan gading. Barang
ekspor dari Mesopotamia adalah barang-barang dari kulit dan minyak zaitun,
sedangkan Cina adalah batu-batu permata. Apabila ingin membeli barang
dipakailah cap yang terbuat dari batu ini.
Cap
yang berbentuk kotak ini dibuat di tanah liat atau batu yang mudah dipahat
kemudian ditempelkan di permukaan yang halus. Biasanya pahatan berupa bentuk
binatang seperti harimau, gajah, sapi dan lain-lain ataupun berupa karakter
tulisan masyarakat peradaban Indus. Pahatan-pahatan layaknya seperti merek yang
menunjukan identitas seseorang ataupun barang yang dibuatnya. Setelah tanah
liat dipahat kemudian tanah liat tersebut ditempelkan di suatu barang. Biasanya barang yang sudah ditempelkan
itu diberi tali ataupun tempelan lain sehingga lebih bergaya
Pada
tahun 1800 sebelum masehi peradaban sungai Indus sedikit demi sedikit mengalami
kehancuran. Memang terdapat beberapa pendapat karena banjir besar ataupun
kekurangan pangan sehingga penduduknya berkurang. Selain itu karena orang-orang
bangsa Aria pindah ke sini.
Orang-orang
bangsa Aria sudah memasuki zaman besi, maka dari itu mereka dipersenjatai dari
bahan besi, mereka mulai menyerang bangsa asli daerah sungai Indus, yaitu
Dravida dan mulai memerintah kami. Bangsa Aria adalah suku pengembara yang tinggal di daerah laut
Kaspia dan selatan Rusia dan pada 1500 sebelum masehi mereka kembali pindah ke
bagian utara India, daerah Punjabi. Bangsa Aria yang menduduki daerah sungai
Indus kembali merasakan kekurangan sehingga mereka pun pindah ke daerah sungai
Gangga.
Untuk
menghindari mereka pindah ke sungai Gangga, kami bangsa Dravida tidak ada jalan
lain selain melakukan penolakan terhadap bangsa Aria. Bangsa Dravida
adalah suku bangsa yang tinggal di India sejak zaman prasejarah, sekarang
sebanyak 30 persen orang India merupakan dari bangsa Dravida. Akan tetapi untuk
mencegah kami melakukan penolakan, bangsa Aria pun membuat sistem Varna dan
agama Brahman. Sistem Varna biasanya disebut sebagai
sistem kasta. Disebut kasta karena berasal dari bangsa Portugis yang melihat
perbedaan kasta yang sangat tegas pada masyarakat India. Dibuat
pada abad 4 sebelum masehi.
Kata“kasta” berasal dari bahasa Portugal yang berarti “kelas” dan dalam bahasa India “Varna” berarti “kelas”. Pada mulanya kelas dibagi berdasarkan etnik atau yang disebut dengan pembagian ‘varna’ yang juga berdasarkan dari warna kulit. Namun semakin lama terjadi banyak percampuran ras sehingga sulit untuk membaginya berdasarkan ras sejak itulah kelas dibagi berdasarkan pekerjaannya. Pernikahan hanya dapat terjadi dalam satu kasta dan anak-anak mereka mewariskan kasta yang sama, selanjutnya juga muncul kasta yang lebih rendah dari kasta sudra yaitu mereka yang disebut dengan ‘orang-orang tak tersentuh’ yang merupakan rakyat jelata dari kasta rendah yang tidak boleh disentuh oleh kasta yang lain. Bangsa Aria menciptakan agama Brahman dengan kitab suci Weda yang berisi kumpulan lagu dan puisi yang bercerita tentang dewa-dewa dari bangsa Aria. Diperkirakan dibuat pada tahun 1500 – 1200 sebelum masehi. Kitab weda terdiri dari 4 kitab, yaitu Rig-weda, Yajur-weda, Sama-weda, dan Atharwaweda. Pada awalnya kitab Weda hanya boleh disampaikan dari mulut ke mulut karena berisikan pesan-pesan dewa sehingga tidak boleh ditulis. Kitab Weda yang tertua adalah Rig-weda yang dituliskan pada kira-kira tahun 1000 sebelum Masehi. Weda berasal dari bahasa India kuno yang berarti “mengetahui”.
Kata“kasta” berasal dari bahasa Portugal yang berarti “kelas” dan dalam bahasa India “Varna” berarti “kelas”. Pada mulanya kelas dibagi berdasarkan etnik atau yang disebut dengan pembagian ‘varna’ yang juga berdasarkan dari warna kulit. Namun semakin lama terjadi banyak percampuran ras sehingga sulit untuk membaginya berdasarkan ras sejak itulah kelas dibagi berdasarkan pekerjaannya. Pernikahan hanya dapat terjadi dalam satu kasta dan anak-anak mereka mewariskan kasta yang sama, selanjutnya juga muncul kasta yang lebih rendah dari kasta sudra yaitu mereka yang disebut dengan ‘orang-orang tak tersentuh’ yang merupakan rakyat jelata dari kasta rendah yang tidak boleh disentuh oleh kasta yang lain. Bangsa Aria menciptakan agama Brahman dengan kitab suci Weda yang berisi kumpulan lagu dan puisi yang bercerita tentang dewa-dewa dari bangsa Aria. Diperkirakan dibuat pada tahun 1500 – 1200 sebelum masehi. Kitab weda terdiri dari 4 kitab, yaitu Rig-weda, Yajur-weda, Sama-weda, dan Atharwaweda. Pada awalnya kitab Weda hanya boleh disampaikan dari mulut ke mulut karena berisikan pesan-pesan dewa sehingga tidak boleh ditulis. Kitab Weda yang tertua adalah Rig-weda yang dituliskan pada kira-kira tahun 1000 sebelum Masehi. Weda berasal dari bahasa India kuno yang berarti “mengetahui”.
Gambaran Kasta India |
Di India sapi merupakan hewan yang sangat dihormati, maka dari itu kita harus hati-hati!Bahkan di dalam Weda pun disebutkan bahwa sapi merupakan hewan yang sangat penting. Tidak hanya menghasilkan susu, sapi juga membantu pekerjaan manusia yang sulit.Kotorannya dapat menjadi bahan bakar dan bahan untuk bangunan. Dahulu karena sapi pula dapat terjadi peperangan, karena itu kami menganggap sapi harus dilindungi.
Sumber
: WHY? ANCIENT CIVILIZATION OF CINA AND
INDIA
Penulis :
Eom Ho Yeon
Ilustrasi
: Be Gwan Seon
Editor
: Jo Han Uk ( pengajar dan Professor sejarah di Korean National University of
Education)
Comments
Post a Comment