Bahasa adalah sistem budaya. Di dalam budaya itu ada aspek
tingkah laku dan non tingkah laku. Dalam aspek tingkah laku ini, manusia
berbicara dan melibatkan banyak unit bahasa seperti morfologi, sintaksis, dan semantik. Selain
itu, budaya juga memuat beberapa aspek yang mendukung manusia berbahasa, yaitu
bentuk, proposisi, kepercayaan, nilai, aturan, cara, rutinitas dan adat.
1. Bentuk
Dari pengalaman, manusia mampu melakukan kategorisasi. Proses
pengkategorisasian berhubungan dengan bahasa. Sebab bahasa menjadi variable untuk proses tersebut. Seperti
dalam membedakan warna, kata-kata kita membatasi dan membedakan beragam warna
yang telah masuk ke dalam daya sensorik kita. Dalam mempelajari bentuk
budaya, semantik deskriptif memainkan peranan penting karena semantik membantu
manusia memahami bentuk budaya dari kata.
2. Proposisi
Proposisi ini membuat kategori-kategori bisa dipertukarkan.
Kita bisa menganalogikan bentuk ke dalam bentuk yang lain yang sudah ada.
Beberapa proposisi terbentuk melalui pengalaman namun sebagian lagi tidak. Sebagai contoh kita bisa mempertukarkan
pengalaman warna ungu dengan membayangkan topi ungu menjadi bunga ungu atau
kambing berwarna ungu. Proposisi ini banyak membantu terutama dalam membangun
imajinasi kita terhadap masa depan. Pengkodean linguistik dan manipulasi verbal
menjadi salah satu produk imaginasi.
3. Kepercayaan
Proposisi yang sudah ada di kepala kita menyebabkan kita
punya kepercayaan. Satu preposisi terbentuk bisa berasal dari faktor logis dan empiris
tetapi juga alasan sosial dan emosional. Seperangkat pengetahuan dan pengalaman
yang merupakan bagian dari proposisi bisa menuntun ke arah mana kita mau
bertindak lewat bahasa. Proposisi yang seseorang percaya bahkan bisa diyakinkan
ke orang lain lewat bahasa. Jika kepercayaan itu diterima satu kelompok maka
kepercayaan itu akan menjadi sistem di kelompok tersebut.
4. Nilai
Ada perbedaan antara satu orang dengan yang lainnya dalam merasakan
kepuasan dan kebutuhan. Dengan kata lain, orang-orang punya cara berbeda dalam
menilai sesuatu. Setiap orang yang tumbuh di satu golongan atau kelompok
tertentu cenderung memegang nilai yang sama sebab mereka punya pengalaman yang
sama pula. Rasa persamaan terhadap nilai ini membuat ikatan solidaritas yang
kuat. Manusia juga cenderung untuk mendapatkan kepuasan maksimal dengan usaha
terbaik mereka atau mencoba meminimalisir datangnya rasa frustasi, seperti dengan
cara mengatur waktu dan berhemat.
5.
Peraturan dan nilai masyarakat
Kebebasan untuk mendapatkan kepuasaan
dan keinginan harus melewati nilai dan peraturan sosial yang ada di
masyarakat. Peraturan sosial atau kontrak sosial akan mengatur kategori-kategori
yang sudah dimiliki seseorang, bekerja dengan kategori orang lain atau sesuatu
yang lain secara bijak dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam aktivitas
sosial seperti ini hak dan kewajiban membatasi manusia dalam berperilaku dan
keinginan manusia. Sedang nilai-nilai adalah hasil dari peraturan sosial tersebut,
satu orang akan memercayai dan setia kepada nilai kelompok tertentu
yang dia masuk di dalamnya. Peraturan bisa diterapkan melalui tulisan dan
aktivitas verbal. Banyak yang mengatakan penerapan peraturan dalam bentuk
verbal jauh lebih efektif dibandingkan dengan peraturan tertulis. Keefektifan
penerapan peraturan bisa juga dilakukan dari membaca fabel atau cerita karena
ada keterikatan emosi dan kebenaran yang terjalin saat kita melakukan
komunikasi secara verbal.
Comments
Post a Comment