Deskripsi Sosiolinguistik & Dunia Imajinasi Hudson



Deskripsi Sosiolinguistik

Kita dapat mengidentifikasikan sosiolingusitik sebagai studi bahasa yang berhubungan dengan dengan masyarakat. Perkembangan ilmu ini sangat pesat pada akhir tahun 1960 sampai awal 1970, namun bukan berarti penelitian mengenai sosiolingusitik hanya dimulai sejak tahun 1960 saja karena sesungguhnya untuk melakukan studi mengenai sosiolinguistik bisa dilakukan sebelum tahun 1960. Sama seperti ilmu disiplin lainnya, sosiolinguistik  sebagian bersifat empiris, sebagian lagi bersifat teoritis. Sebagai contoh, kata ‘kursi’ pendekatan studi lingusitiknya akan sangat produktif, bisa didapatkan dari fakta sistematis dan juga pengalaman seseorang. Lebih khususnya studi bisa dimulai dari bahasa, ujaran, pengujar, topik dan lain-lain yang berhubungan dan hal yang terkait dengan frame ‘kursi’.  Selain itu, tentunya dilakukan juga pendekatan dengan mencari informasi yang kaya mengenai bahasa ‘kursi’ yang berhubungan dengan masyarakat. Interpretasi mengenai ‘kursi’ tidak boleh diteliti hanya dari satu sisinya saja, misalnya hanya berdasarkan dari pengalaman seseorang saja karena pengalaman seseorang  sifatnya terbatas daripada bahasa yang digunakan di dalam masyarakat.

Dunia Imajinasi


Sosiolinguis kenamaan, R.A Hudson mengajak pembacanya membayangkan sebuah dunia imajinasi guna memahami lebih dalam mengenai sosiolingusitik. Di dalam dunia imajinasi ini terdapat masyarakat yang mempunyai batas-batas yang tidak dapat dilalui. Tujuan ada batas ini adalah agar  dapat menjamin tidak ada anggota komunitas lain yang bergabung dengan kelompok mereka, tidak membawa bahasa di luar komunitas mereka,  tidak meninggalkan bahasa mereka ataupun membawanya ke komunitas lain, dengan demikian terjadi hubungan baik antara bahasa dan masyarakat mereka. Yang terjadi di dalam komunitas tersebut semua orang berbahasa sama, dengan lafat dan kata yang sama. Namun ada satu masalah, anggota komunitas termuda mereka mencoba untuk belajar bahasa yang berbeda dengan lainnya. Hal ini menyebabkan perubahan bahasa antara generasi muda dan tua, sehingga jika semua pengguna yang tua telah mati maka bahasa yang bertahan adalah bahasa yang digunakan oleh penerus selanjutnya. Dapat disimpulkan bahwa sebesar apapun homogenitas suatu komunitas setiap perubahan yang dilakukan oleh satu orang di dalam kelompoknya secara pasti memengaruhi yang lainnya. Satu hari, tidak ada perubahan baru di dalam kelompok tersebut. di hari berikutnya semua orang memiliki perubahan tersebut.  

Sumber: Siciolingusitic/ R.A Hudson/ Cambridge University Press


Comments