Liputan Sapi
Pagi-pagi udah harus siap-siap liputan menuju peternakan sapi di Pujon yang letaknya lebih jauh lagi dari Batu. Ternyata daerah ini sapi-sapi perahnya beneran gede-gede banget kayak yang suka ada di tipi dan mirip kayak di eropa kali hahaha (kayak udah pernah ke Eropa aja).
Yang patut diapresiasi, Nestle yang asli produk Eropa malah pakai produk susu lokal. Mereka juga memberikan pelatihan meski susu yang dibeli dari para peternak harganya masih murah.
Liputan ultah Nestle kali ini bukan cuma liat stand-stand di Pujon. Tapi langsung juga pantau sapi yang gemuk-montok, pulang-pulang saya bingung apa musti harus ke Museum Angkut ato balik ke hotel karena hujan dan nun jauh di sana rekan mantan merdeka.com sudah menunggu dan berjanji akan menemani keliling Malang.
Jadilah sayabalik ke hotel dulu naek angkot muter-muter karena gojek ditungguin gak dapet-dapet. Dengan segenap tenaga dan menembus gerimis manis kita langsung pergi ke Museum Angkut yang untungnya masih buka sampai jam 9 atau 10 malam. Dengan promo citilink, saya lumayan dapet diskon sekitar 25% hehe cuma nukerin nomor boarding. lumayan.
Museum Angkut
Museum ini mungkin salah satu museum yang terbilang cantik dan pengelolaannya terbukti profesional. Semula teman wartawan menyarankan untuk langsung menemui pengelola untuk mendapatkan tiket gratis, tapi tentunya upahnya adalah berita. Tapi saya menolak dengan alasan saya emang mau liburan tanpa mau menulis.
Alhasil dengan masih berbasah ria karena kehujanan, saya sama teman kudu melewati food court apung untuk bisa masuk ke entry area. lucu aja konsep food court ini tapi terbilang sempit dan terlihat sumpek, meski kelihatannya mau dibuat seperti pasar apung lengkap dengan sampan.
Baru masuk ke museum ini kita langsung disuguhkan dengan mobil-mobil bermerek yang klasik kayak cadillac, ferrari model lama dan macam-macam. Oh ya kalian ga boleh foto-foto pakai DLSR mending pake HP aj karena akan dikenai biaya.
Banyak atraksi di sini, yang terbaru adalah simulasi pesawat terbang tapi saya terlampau malas mengantri panjang dengan saingan anak-anak kecil hahaha...
Jadilah kita skip wahana ini, dan langsung beralih ke area tematik China yang cantik banget dengan lampion-lampion dan sepeda yang bisa kita naikin trus foto-foto.
Gerimis makin keras, hujan deras pun bikin saya kerepotan lantaran sebagian besar tempat foto ada di outdoor. Untung ada payung yang bikin suasa makin romantis dan sepi karena semua orang neduh, dan saya sibuk foto-foto dengan guyuran hujan dan lampu kerlap kerlip. Suka!
Tempat ini emang dikhususkan untuk pecinta selfi jadi spot fotonya banyak banget. kata temen saya, suasananya lebih bagus malam daripada siang berkat lampu yang pasti ribuan watt ini.
Ada konsep Hollywood, Italia, Prancis, Inggris sampai tematik kayak Harry Potter dan Buckhingham Palace.
Sebagai penutup kita keluar melewati gerbong kereta yang bergoyang-goyang dsertai suara kereta api beneran. Lucuk! gak itu aja di sekelilingnya disebutin juga sejarah kereta secara ringkas. Jadi enggggak banget nyesel ke sini kalau ke Malang.
Ketan Susu
Malang juga dipadati dengan restoran yang super banyak di sepanjang jalan. Mau nyobain apa aja ada. Tapi yang legendaris itu ketan susu yang ada di dekat alun-alun Kota Batu.
Warungnya sih kecil tapi jangan salah, semua orang berebut nyari tempat duduk. Hujan-hujan gini emang enak makan ketan susu yang juga menyediakan ketan kekinian pakai duren, coklat, ovaltine dan lain-lain plus susu. Duh hangatnya.
Masih kelaperan, akhirnya kita singgah lagi di ramen yang lumayan dipadati pengunjung. Tiba di hotel sudah hampir jam 10 malam
Pengin cepat-cepat melepas lelah, sembari bersyukur dianugerahi pekerjaan yang asik parah bisa curi-curi waktu buat jalan-jalan gini. Kerja sembari traveling. What a great job ever!
Baca Juga: Menjumpai Kesenangan di Malang (1)
Pagi-pagi udah harus siap-siap liputan menuju peternakan sapi di Pujon yang letaknya lebih jauh lagi dari Batu. Ternyata daerah ini sapi-sapi perahnya beneran gede-gede banget kayak yang suka ada di tipi dan mirip kayak di eropa kali hahaha (kayak udah pernah ke Eropa aja).
Yang patut diapresiasi, Nestle yang asli produk Eropa malah pakai produk susu lokal. Mereka juga memberikan pelatihan meski susu yang dibeli dari para peternak harganya masih murah.
Liputan ultah Nestle kali ini bukan cuma liat stand-stand di Pujon. Tapi langsung juga pantau sapi yang gemuk-montok, pulang-pulang saya bingung apa musti harus ke Museum Angkut ato balik ke hotel karena hujan dan nun jauh di sana rekan mantan merdeka.com sudah menunggu dan berjanji akan menemani keliling Malang.
Jadilah sayabalik ke hotel dulu naek angkot muter-muter karena gojek ditungguin gak dapet-dapet. Dengan segenap tenaga dan menembus gerimis manis kita langsung pergi ke Museum Angkut yang untungnya masih buka sampai jam 9 atau 10 malam. Dengan promo citilink, saya lumayan dapet diskon sekitar 25% hehe cuma nukerin nomor boarding. lumayan.
Museum Angkut
Museum ini mungkin salah satu museum yang terbilang cantik dan pengelolaannya terbukti profesional. Semula teman wartawan menyarankan untuk langsung menemui pengelola untuk mendapatkan tiket gratis, tapi tentunya upahnya adalah berita. Tapi saya menolak dengan alasan saya emang mau liburan tanpa mau menulis.
Alhasil dengan masih berbasah ria karena kehujanan, saya sama teman kudu melewati food court apung untuk bisa masuk ke entry area. lucu aja konsep food court ini tapi terbilang sempit dan terlihat sumpek, meski kelihatannya mau dibuat seperti pasar apung lengkap dengan sampan.
Baru masuk ke museum ini kita langsung disuguhkan dengan mobil-mobil bermerek yang klasik kayak cadillac, ferrari model lama dan macam-macam. Oh ya kalian ga boleh foto-foto pakai DLSR mending pake HP aj karena akan dikenai biaya.
Banyak atraksi di sini, yang terbaru adalah simulasi pesawat terbang tapi saya terlampau malas mengantri panjang dengan saingan anak-anak kecil hahaha...
Jadilah kita skip wahana ini, dan langsung beralih ke area tematik China yang cantik banget dengan lampion-lampion dan sepeda yang bisa kita naikin trus foto-foto.
Gerimis makin keras, hujan deras pun bikin saya kerepotan lantaran sebagian besar tempat foto ada di outdoor. Untung ada payung yang bikin suasa makin romantis dan sepi karena semua orang neduh, dan saya sibuk foto-foto dengan guyuran hujan dan lampu kerlap kerlip. Suka!
Tempat ini emang dikhususkan untuk pecinta selfi jadi spot fotonya banyak banget. kata temen saya, suasananya lebih bagus malam daripada siang berkat lampu yang pasti ribuan watt ini.
Ada konsep Hollywood, Italia, Prancis, Inggris sampai tematik kayak Harry Potter dan Buckhingham Palace.
Sebagai penutup kita keluar melewati gerbong kereta yang bergoyang-goyang dsertai suara kereta api beneran. Lucuk! gak itu aja di sekelilingnya disebutin juga sejarah kereta secara ringkas. Jadi enggggak banget nyesel ke sini kalau ke Malang.
Ketan Susu
Malang juga dipadati dengan restoran yang super banyak di sepanjang jalan. Mau nyobain apa aja ada. Tapi yang legendaris itu ketan susu yang ada di dekat alun-alun Kota Batu.
Warungnya sih kecil tapi jangan salah, semua orang berebut nyari tempat duduk. Hujan-hujan gini emang enak makan ketan susu yang juga menyediakan ketan kekinian pakai duren, coklat, ovaltine dan lain-lain plus susu. Duh hangatnya.
Masih kelaperan, akhirnya kita singgah lagi di ramen yang lumayan dipadati pengunjung. Tiba di hotel sudah hampir jam 10 malam
Pengin cepat-cepat melepas lelah, sembari bersyukur dianugerahi pekerjaan yang asik parah bisa curi-curi waktu buat jalan-jalan gini. Kerja sembari traveling. What a great job ever!
Baca Juga: Menjumpai Kesenangan di Malang (1)
Comments
Post a Comment